11 Februari 2008

Refleksi 38 Tahun


Tanpa terasa sudah 38 Tahun usiaku, hampir sama dengan usia SMA 1 Kendal. Memang dulu kami berdua adalah sekolah yang paling dicari, karena waktu itu hanya ada 2 SMA di Kendal.

Aku pernah besar, aku pernah mengalami masa keemasan. Bayangkan, di tahun-tahun 80-an aku pernah 9 rombongan belajar, 27 kelas. Sebuah suasana yang tidak pernah terbayangkan. Guru-gurunya pun sebagian adalah guru SMA 1 Kendal. Tak ayal, aku benar-benar jadi sekolah idaman.

Karena aku besar, aku selalu jadi penopang dana untuk adik-adikku. Oya, aku ikut membidani lahirnya SMK Muhammadiyah 1 Weleri dan SMK Muhammadiyah 3 Weleri. Di awal kelahirannya, SMK Muhammadiyah 1 Weleri dulu masih serumah denganku. SMA di pagi hari SMK (SMEA waktu itu) masuk sore. Sampai kemudian SMK 1 bisa mandiri dan punya gedung sendiri. Sementara, kontribusiku untuk SMK Muhammadiyah 3 Weleri juga terbilang tidak kecil.

Tahun 95an Aku membeli tanah yang sedianya akan ku gunakan untuk menampung siswa SMA. Namun atas pertimbangan dan permintaan berbagai pihak, termasuk yang mbaurekso sekolah ini, aku mengikhlaskan tanahku digunakan oleh SMK Muhammadiyah 3. Aku ikhlas, aku rela…

Kini, masa kejayaan itu telah berlalu seiring kebijakan pemerintah mengkampanyekan SMK. Siswaku semakin sedikit, saat ini tinggal 10 kelas. Saat aku membutuhkan dana untuk membangun gedung baru, justru banyak pihak yang acuh terhadapku, bahkan saudara-saudara yang pernah ku besarkan. Sekarang aku terkucilkan.

Ibarat mobil, mesinku sudah terlalu tua, sudah saatnya turun mesin, tapi siapa yang peduli. Aku masih dpaksa berjalan dengan kondisi seperti ini. Aku berusa memoles penampilanku agar dapat menarik, namun dengan sisa tenagaku aku tidak sanggup lagi berlari. Jangankan mengejar SMA seusiaku, SMA 1 Kendal. Dengan SMA swasta berusia muda seperti SMA Pondok Selamat saja aku sudah kalah.

Aku tidak tahu lagi sampai berapa lama lagi aku akan sanggup bertahan. Nafas tuaku sudah tersengal-sengal. Jangankan untuk berlari, untuk berjalan saja aku tertatih-tatih.

Aku memang tidak pantas mengeluh, tapi aku hanya ingin agar ada yang mau mengingatku, barang sebentar. Sekedar mengingat Ulang Tahunku barangkali.

Pak Utomo, Kepala Bidang Dikmen Disdikpora Kendal pernah mengatakan, Dinosaurus yang besar saja sekarang punah karena tidak adaptable, tidak mampu beradaptasi, menyesuaikan diri dengan perubahan jaman. Aku takut kalau aku akan bernasib seperti dinosaurus, pernah besar dan akan punah.

Siapa yang peduli….

Tidak ada komentar: